Jumat, 14 Oktober 2016

Resensi: Gravity Karya Rina Suryakusuma

Judul buku: Gravity
Penulis: Rina Suryakusuma
Desain sampul: Orkha Creative
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2016
Tebal buku: 328 halaman
ISBN: 978-602-03-2512-5

PENDAHULU
Tak sulit ditebak, biarpun belum jam dua belas, pengunjung mulai ramai. Cecilia bergegas meraih nampan makanan dan berdiri diantrean paling belakang. Di sisi tubuhnya ada tali tambang yang membatasi alur antrean. Di sisi lain, ada meja display menu yang menggugah selera. Ia melongok, berpikir, apa yang ingin ia santap siang ini.

Ketika itu ia merasa tubuhnya ditabrak keras dari belakang. “Aduh!” Kejadian itu berlangsung demikian cepat. Cecilia nyaris tak sadar apa yang terjadi. Detik berikutnya ia melihat blazer krem pucat lembut yang ia kenakan, kini bernoda cokelat. Dompet yang ia genggam, juga tas plastic yang dibawanya terlempar ke lantai. Cecilia masih belum sadar betul apa yang terjadi.

Dan saat itulah pertama kalinya Cecilia bertemu dengan Bernard, rekan satu gedung namun berbeda lantai.

RESENSI
Menjadi seorang photo editor di Jakarta Channel Week membuat Cecilia sangat sibuk yang mengharuskannya berangkat pagi dan baru bisa kembali ke rumah saat langit Jakarta sudah gelap. Meskipun jam kerjanya kadang tak masuk akal, Cecilia tak pernah ingin pindah walaupun deadline dan tumpukan tugas tak sebanding dengan gaji bulanan yang masuk ke rekeningnya.

Cecilia memiliki seorang sahabat sekaligus teman berbagi segala hal yang tidak hanya tentang pekerjaan yaitu Nolan. Laki-laki yang sangat memperhatikan penampilan ini selalu membuat Cecilia kesal tak tertahankan setiap kali membahas Declan. Laki-laki yang membuat Cecilia merasa jadi magnet yang tarik menarik, tapi kecintaan Declan untuk traveling dan profesinya sebagai fotografer membuat pria itu sering meninggalkan Cecilia. Lama-kelamaan kehadiran Declan mulai terasa hanya sebatas suvenir, foto, dan pesan singkat.
Hingga suatu hari, pertemuan yang tak sengaja dengan Bernard, menggoyahkan Cecilia. Sang Business Analyst memesona hati Cecilia dengan sosoknya yang selalu ada ketika Declan selalu meninggalkannya. Kecocokannya dengan

Konflik dimulai saat Cecilia memutuskan ke Bali untuk membantu mempersiapkan pernikahan sahabatnya Dianne. Namun tanpa disangka ternyata Bernard menyusulnya dan mengajaknya makan malam. Hanya demi sebuah makan malam ia rela datang. Disamping rencananya membantu Deanne, Cecilia juga berencana menuntuskan rahasia yang selama ini disembunyikan Mamanya dengan mengungkapkan masa lalu yang tidak pernah ingin Mamanya bahas kembali.

Disaat sikap romantis Bernard yang selalu berhasil membuat Cecilia bahagia dan perlahan menyingkirkan Declan dari hatinya dan perlahan menghilang. Bernard terlanjur mengetahui jika Cecilia ke Bali tak hanya untuk membantu Dianne tetapi menyempatkan berlibur dengan Declan tanpa ia ketahui, sedangkan Bernard telah menunggu di Jakarta tanpa mendapatkan kabar.

Kekecewaan semakin merenggangkan hubungan Cecilia dan Bernard yang membuat Cecilia semakin bingung akan memilih Declan orang yang selama ini menemani angan-angannya, atau Bernard si penyayang binatang yang ia kagumi. Dan masalah yang timbul setelah pernikahan sepupunya Dianne. Untung saja ada Nolan, sahabat terbaik yang pernah ada yang selalu membantu Cecilia dalam menghadapi masalah. Satu persatu masalah Cecilia terjawab dan siapa yang akan ia pilih. Bernard ataukah Declan?

Konflik yang tidak berada pada satu masalah membuat cerita semakin membuat penasaran. Hingga akhir kisah membuat saya tak ingin berhenti untuk membacanya. Kisah yang rumit namun terasa mengalir seperti kisah yang dapat kita alami persis didunia nyata.

QUOTE:
"Tidak ada orang sibuk, Cee. Waktu orang mengatakan padamu bahwa mereka sibuk, itu bukan mengacu pada jadwal mereka, melainkan pada urutan prioritas mereka." - hal. 150
“Tidak peduli seberapa jauh orang mengembara, aka nada orang-orang tertentu yang menarik mereka kembali ke arah orang-orang itu.” – hal 229
“Hubungan yang sukses tidak terjadi begitu saja, Cee. Suatu hubungan bias bertahan bukan karena ditakdirkan seperti itu.” – hal 290

Seperti gravitasi, semua orang yang sudah digariskan ada dalam hidupmu, akan selalu kembali padamu.