Putri, Yuni dan Bebeh memesan soto ayam di warung kantin, sedangkan aku, Ismi, Juwita dan Veni hanya menunggu mereka. Tak lama yang pesan makanan pun datang, dan langsung melahap makanannya. Beberapa menit kemudian selesai lah mereka yang makan, dan kami pun pergi meninggalkan kantin. Kondisi sepi sekali ketika kami ke depan tak banyak siswi yang ada disana bahkan hanya 2 orang yang terlihat. "ini pada kemana? sepi amat??" tanya Yuni. "udah pada pulang kali ya?" sahut Ismi. "kayaknya keputrian deh!" jawabku. "pulang aja deh, pulang kali pada??" sahut Ismi.
"Ki, anak cewek pada kemana?liat gak?" tanyaku.
"engga, dari tadi gue di belakang" jawab Oki hendak sholat jum'at.
Akhirnya kami memutuskan untuk menuju lantai 2, namun sesampainya disana kami hanya melihat siswa dan siswi yang beragama non Islam. "kayaknya kalo keputrian juga udah mulai, kita ngumpet di ruang kimia aja deh yuk??" tanyaku. "yaudah lah yuk dari pada ketauan ntar diomelin" ajak Ismi. Tanpa ada perasaan apa-apa kami pun masuk ke ruang kimia. Kami duduk di barisan pertama dekat jendela pintu. "udah opha lu aja yang ceramah di depan, ahahaha" ledek Juwita. "enak aja, mau ngomong apa gue" balasku.
"gerah ya disini..??" tanyaku. "kagak akh biasa aja" jawab Putri sambil sibuk dengan hp-nya. "itu sih elu, orang ada angin aja kalo gak masuk angin ya mau bekry" balasku. "ahahahahaha emang si putri mah norak, gak pantes jadi orang kaya, gimana pake AC ntar," sahut Veni. "kagak kuat gue emang," jawab Putri. "ahahahahaha," kami semua tertawa.
Akhrinya aku, Ismi, Bebeh, Juwita, Veni, dan Yuni pindah tempat duduk di barisan di depan meja guru. Letak posisinya di depan meja guru ada Veny sendiri, di belakangnya ada Yuni, lalu aku dan Ismi, di belakangnya lagi ada Bebeh dan Juwita, sedangkan bangku paling belakang kosong. "disini nih baru adem, ada anginnya. Emang disana???" kataku sambil melotot kearah Putri. "eh disini gerah ya," ujar Putri. "hem, tadi lu bilang ada anginnya???" lanjutku.
Setelah beberapa menit kami pun terdiam menikmati angin semilir, aku pun sesekali bercanda dengan Ismi. Seketika aku mendengar suara seperti kursi goyang sekali, awalnya aku tak peduli sambil menatap Bebeh yang kupikir dia yang main kursi. Namun untuk kedua kali aku mendengar suara itu bahkan kali ini sedikit lebih jelas, dan ternyata bukan cuma aku yang mendengar, tetapi si Bebeh juga mendengar. Ia pun segera memeriksa tasnya namun tak menemukan sumber bunyi itu. "ngik, ngik". Dan untuk ketiga kalinya aku dan Bebeh mendengar suara itu dan kali ini amat jelas di telinga kami berdua, tapi hanya kami berdua yang mendengar suara itu. Yang ketiga ini aku mendengar dua kali dan amat sangat jelas.
"suara apa sih Beh?" tanyku.
"gak tau pha.." ujar Bebeh sambil memeriksa laci meja dan tak menemukan apa-apa.
Kami pun serempak berlari menuju pintu keluar kelas sambil berteriak ketakutan. Yang lebih membuatku tak tahan dari pada ketakutanku, ketika melihat kondisi Ismi dengan jilbab yang belum sempurna terpakai. Tanpa sadar Ismi mendorong pintu hingga berpapasan dengan munculnya bu Aat(guru BK kami). Dan akhirnya kami pun ditahan di ruang kimia untuk dimarahi.
- sekian -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar