Kamis, 15 Oktober 2020

Cegah Stunting dengan Kenali Penyebabnya

Jumlah anak Stunting di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara. Anak Stunting yang terjadi di Indonesia tidak hanya dialami oleh keluarga yang miskin dan kurang mampu, tetapi juga dialami oleh keluarga yang tidak miskin/yang berada di atas 40% tingkat kesejahteraan sosial dan ekonomi, walaupun angkanya semakin memburuk pada kelompok masyarakat miskin.

Penyebab STUNTING :
1. Praktik pengasuhan yang tidak baik 
- Kurang pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan
- 60% dari anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan ASI ekskusif
- 2 dari 3 ank usia 0-24 bulan tidak menerima MP-ASI

2. Terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC (Ante Natal Care), Post Natal dan pembelajaran dini yang berkualitas
- 2 dari 3 ibu hamil belum mengkonsumsi suplemen zat besi yang memadai
- 1 dari 3 anak usia 3-6 tahun tidak terdaftar di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)
- Menurunnya tingkat kehadiran anak di Posyandu (dari 79% di 2007 menjadi 64% di 2013)
- Tidak mendapat akses yang memadai ke layanan imunisasi

3. Kurangnya akses ke makanan bergizi
- 1 dari 3 ibu hamil anemia
- Makanan bergizi mahal

4. Kurang akses ke air bersih dan sanitasi
- 1 dari 5 rumah tangga masih BAB di ruang terbuka
- 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses ke air minum bersih
- Cuci tangan dengan benar masih rendah

Penanggulangan STUNTING
Intervensi Gizi Spesifik
1. Intervensi dengan sasaran Ibu Hamil :
- Memberikan makanan tambahan ada ibu hamil untuk mengatasi kekurangan energi dan protein kronis.
- Mengatasu kekurngan zat besi dan asam folat dengan mengonsumsi tablet TT.
- Mengatasi kekurangan Iodium.
- Menanggulangi kecacingab pada ibu hamil.
- Melindungi ibu hamil dari Malaria.

2. Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 0-6 bulan :
- Mendorong Inisiasi Menyusu Dini (pemberian ASI jolong/colostrum)
- Mendorong pemberian ASI ekslusif
- Mendorong ibu mencuci tangan dengan benar

3. Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 7-23 bulan : 
- Mendorong pemberian ASI hingga usia 23 bulan didampingi oleh pemberian MP-ASI.
- Menyediakan obat cacing.
- Menyediakan suplementasi Zink.
- Melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan.
- Memberikan perlindungan terhadap Malaria.
- Memberikan imunisasi lengkap.
- Melakukan pencegahan dan pengobatan Diare.

Intervensi Gizi Sensitif
- Menyediakan dan memastikan akses pada air bersih.
- Menyediakan dan memastikan akses pada sanitasi.
- Melakukan fortifikasi bahan pangan.
- Menyediakan akses kepada layanan kesehatan dan keluarga berencana (KB).
- Menyediakan jaminan kesehatan nasional (JKN).
- Menyediakan jaminan persalinan universal (Jampersal).
- Memberikan pendidikan pengasuhan ada orang tua.
- Memberikan pendidikan anak usia dini (PAUD)
- Memberikan pendidikan gizi masyarakat.
- Memberikan edukasi kesehatan seksual dan reproduksi, serta gizi pada remaja.
- Menyediakan bantuan dan jaminan sosial bagi keluarga miskin.
- Meningkatkan ketahanan pangan dan gizi.