Senin, 16 November 2015

Bukan salah siapa

Malam readers

Baru abis ngerumpi cantik sama kakak peyempuan ketemu gede, yang biasalah kalau perempuan ngerumpi bisa merembet kemana-mana. Awalnya karena update-an dia di bbm, rasa sakitnya kambuh karena kelamaan berdiri di bus Transjakarta yang kalian pasti tau gimana kondisi jalur koridor 9 di jam berangkat maupun pulang kerja. Buat kalian yang gak biasa dab sedang buru-buru bisa emosi tingkat internasional deh, hehe. Nah dari obrolan disana, akhirnya kami nyangkutlah sekitar jalur yang tidak steril ini. Buat kamu yang biasa banget berangkat maupun pulang kerja di koridor yang super macet, saluuuttttt. Semoga kesabaranmu Allah balas teman, hihi. Kalian harus rela berangkat lebih pagi dan sampai di rumah lebih malam dari yang lain.

Setiap koridor di Transjakarta pasti ada macetnya, terkhusus di jam berangkat maupun pulang kerja. Belum lagi bis yang penuh dan rela berdesakan dengan yang lain. Plusnya kamu yang merasakan ini harus menghirup aroma terapi yang terkadang kurang sedap saat pulang kerja, itu kalau pas kamu dapat yang zonk loh yah. Alias ketemu orang yang kurang menjaga aroma tubuhnya padahal kerja di kantor. Okeh balik lagi,  soal jalur yang gak steril. Kadang rasa kesal hadir meskipun kita sudah terbiasa menikmati lamanya sampai di halte tujuan terakhir. Semua pasti akan merasa seperti itu apalagi yang sedang terburu-buru.

Rumpian ini akhirnya membuka pemikiranku yang juga sering sekali memperhatikan pengguna kendaraan pribadi. Dalam satu mobil terdapat paling banyak 4 orang, sedangkan jumlah kendaraan pribadi begitu banyak. Sedangkan kami pengguna bus Transjakarta harus berdesakan dengan puluhan pengguna yang lain. Dari 3 jalur, 2 diantaranya untuk pengguna kendaraan pribadi dan 1 jalur khusus transjakarta. Terkadang kesal sekali di dalam bus harus berdesakan dan ditambah lagi jalur khusus kami digunakan pengguna kendaraan pribadi. Yaa secara logika, pengguna kendaraan pribadi masih bisa duduk dengan nyaman tanpa harus panas-panasan dan berhimpitan dengan yang lain. Sedangkan kami harus merasakannya, maka berilah pengertian kepada kami. Kita sama-sama pengguna jalan raya, berbagi jalur yang sudah disediakan.

Kan ada tag line di setiap bus Transjakarta, "Gunakan busnya, bukan jalurnya" ☺

Tidak ada komentar: