Kamis, 22 Desember 2016

Mengenal Gizi Buruk Sejak Dini

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absopsi, transportasi, penyimpanan, metabolism dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.


Salah satu gangguan akibat kurangnya konsumsi makanan dengan zat gizi yang mencukupi dalam sehari adalah Kurang Energi Protein. Kurangan Energi Protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energy dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi. Orang yang mengidap gejala klinis KEP ringan dan sedang pada pemeriksaan hanya nampak kurus. Namun gejala klinis KEP berat secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu marasmus, kwashiorkor, atau marasmus-kwarshiorkor.

Kurang Energi Protein (KEP) disebabkan oleh kekurangan makan sumber energi secara umum dan kekurangan sumber protein. Pada anak-anak, KEP dapat menghambat pertumbuhan, rentan terhadap penyakit terutama penyakit infeksi dan mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan. Pada orang dewasa, KEP menurunkan produktivitas kerja dan derajat kesehatan sehingga menyebabkan rentan terhadap penyakit.

1. Tanda-Tanda Klinis
Pada pemeriksaan klinis, penderita KEP akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut:

Marasmus
  • Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit
  • Wajah seperti orang tua
  • Cengeng, rewel
  • Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit, bahkan sampai tidak ada
  • Sering disertai diare kronik atau konstipasi/susah buang air, serta penyakit kronik
  • Tekanan darah, detak jantung, dan pernafasan berkurang


Kwarshiorkor
  • Oedem umumnya di seluruh tubuh dan terutama pada kaki (dorsum pedis)
  • Wajah membulat dan sembab
  • Otot-otot mengecil, lebih nyata apabila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk, anak berbaring terus menerus
  • Perubahan status mental: cengeng, rewel, kadang apatis
  • Anak sering menolak segala jenis makanan (anoreksia)
  • Pembesaran hati
  • Sering disertai infeksi, anemia dan diare/mencret
  • Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut
  • Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah menjadi hitam terkelupas
  • Pandangan mata anak nampak sayu


Marasmus-Kwarshiorkor


Tanda-tanda marasmic-kwarshiorkor adalah gabungan dari tanda-tanda yang ada pada marasmus dan kwarshiorkor yang ada. (Depkes RI, 1999)

2. Metode Penentuan
Untuk mendeteksi Kurang Energi Protein (KEP), maka perlu dilakukan pemeriksaan (inspeksi) terhadap target organ yang meliputi:
  • Kulit seluruh tubuh terutama wajah, tangan dan kaki
  • Otot-otot
  • Rambut
  • Mata
  • Hati
  • Muka
  • Gerakan motorik

3. Interpretasi
Apabila dalam pemeriksaan fisik pada anak target organ banyak mengalami perubahan sesuai dengan tanda-tanda klinis yang Kurang Energi Protein (KEP), maka ada petunjuk bahwa anak tersebut kemungkinan besar menderita KEP. Meskipun demikian perlu dicermati bahwa penilaian KEP masih memerlukan pengamatan lebih lanjut termasuk marasmus, kwarshiorkor, atau marasmus-kwarshiorkor sesuai dengan tanda-tanda yang lebih spesifik.

So, aku menyarankan untuk para Mahmud alias Mamah Muda jangan sampai melewatkan Posyandu sangat-sangat tidak disarankan. Dan selalu melakukan pengecekan kesehatan baby maupun balitanya. Karena berawal dari rutinnya pengecekan berat badan dan perkembangan baby-mu dapat mencegah terjadinya penyakit yang telah disebutkan diatas.
Semoga bermanfaat

Sumber:
Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta. 2001
Supariasa, I Dewa Nyoman. Penilaian Status Gizi. Jakarta. 2001

Tidak ada komentar: